Senin, 08 November 2010

Dr.Tim Gianto

Tulisan ini se-mata2 ingin mengulas sedikit ttg.dokter umum
Kalau tidak salah,pernah saya baca bahwa salah satu sebab dicetuskan-nya gagasan pendirian  PDUI,dalam salah satu majalah kedokteran adalah karena pasien yang tidak sembuh berobat keparamedis(yang tentunya tidak boleh meresepkan obat2 golongan G),langsung loncat berobat ke spesialis.Jadi dokter umum  ini dianggap apa?

Apakah kita tidak pernah mendapat seluruh pelajaran selama belajar di FK?Apa kita akhirnya nanti hanya bekerja sbg,juru tulis saja?Sebodoh itukah dokter2 umum?Ini ung-kapan bukan karena merasa iri dg.para spesialis,tetapi kenyataan bahwa dokter umum lama2 dianggap kerikil kecil saja dalam dunia kedokteran.
Saya sarankan agar semua dokter umum mempelajari sendiri apa yang menjadi minatnya dan memperdalam sendiri dari buku2 atau literatur2 kedokteran.Kita bukanlah orang yang tolol atau dungu,hanya kesempatan untuk spesialisasi tidak kita dapatkan oleh pelbagai hal.Mungkin tulisan saya ini akan mendapat kritik tajam dari para spesialis atau dokter umum yang orangtuanya spesialis.Biarlah resiko itu saya hadapi,karena faktanya dokter umum sering dianggapkurang.
Coba bayangkan dirumah sakit yang besar bertaraf international(katanya)
sakit kulit apakah allergi,atopic dermatitis,dermatitis herpetiformis,tinea  ke ahli kulit/kelamin.
Batuk/pilek/astma   berobat ke internist atau ahli paru2
Vulnus laceratum,vulnus scissum,ke ahli bedah.bahkan circumcission
Conjunctivitis,   berobat kespesialis mata
Ulcus pepticum,,,,,berobat ke internist
Dysmenorrhoea,menorrhagia….keahli kandungan
Tentu ini adalah HAK DAN PILIHAN PASIEN DAN BUKAN MAUNYA
PARA SPESIALIS.
Lha terus dokter umum apa kerjanya.?Semua penyakit yang saya sebutkan diatas pernah kita pelajari waktu sekolah di FKdan dapat kita obati.Apakah kenyataannya dalam praktek demikian?Malahan penulis
kadang2 menjumpai paramedic yang jelas tidak boleh berpraktek,dg.lelu-
asa menulis resep atau menyuntikkan obat2 golongan G.Kalau didaerah
yang jauh dari fasilitas kesehatan,hal ini mungkin bisa ditolerir,tetapi di ibu
kota propinsi,jelas tidak bisa.Ilmu kedokteran sangat luas dan kemajuan terus berlangsung.TIDAK MUNGKIN seorang dokter walaupun spesialis menguasai semua hal ttg.spesialisasinya,apalagi dokter umum.Makanya sekali lagi saya tuliskan :

A SPECIALIST WILL KNOW MORE AND MORE OF LESS AND LESS AND WILL END UP BY KNOWING EVERYTHING ABOUT NOTHING
A GENERAL PEACTITIONER WILL KNOW LESS AND LESS OF MORE AND MORE AND WILL END UP BY KNOWING NOTHING OF EVERY-
THING.

Maka itu ada bedah urogenital,bedah mulut,bedah gastro intestinal,Mungkin nanti akan ada bedah tangan kiri,bedah tangan kanan,bedah paru kiri,bedah paru kanan

Semoga tulisan ini bisa ditanggapi secara positip.Penulis bersedia menerima kritik yang positip,tetapi tidak menerima polemik apapun.

1 komentar:

  1. Dokter umum dan dokter spesialis adalah mitra. Masing-masing dapt mengelola pasiennya dengan sebaik baiknya sesuai dengan kompetensinya. Prinsip : JANGAN MENAMBAH BURUK PENDERITAAN PASIEN
    Saya setuju dengan dr. Tim Gianto...

    dr.Ivan K Bassar, SpB

    BalasHapus